Satria-1 adalah satelit yang memungkinkan penyediaan layanan internet langsung ke lokasi kantor pelayanan publik, seperti kantor pemerintahan dan sekolah yang berada di daerah terpencil (3T). Teknologi satelit adalah solusi yang cocok untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, karena pemasangan perangkat internet berbasis satelit lebih cepat daripada membangun menara BTS atau jaringan kabel serat optik.
Akses internet langsung melalui satelit menggunakan perangkat Very Small Aperture Terminal (VSAT) sebagai antena parabola kecil untuk komunikasi dengan satelit. Biasanya, ukuran antena VSAT berkisar antara 0,6 hingga 2,4 meter, tetapi ada juga antena VSAT yang lebih besar dengan ukuran 3-6 meter.
Dengan menggunakan transmisi melalui udara, layanan satelit Satria-1 dapat mencakup wilayah yang sangat luas, mulai dari Sabang hingga Merauke, dan dari Miangas hingga Pulau Rote. Cakupan layanan yang luas ini dapat mengatasi kendala geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah, dan ngarai.
Kominfo |
Satelit Satria-1 merupakan solusi yang diadopsi oleh pemerintah untuk melengkapi jangkauan jaringan BTS 4G dan infrastruktur kabel serat optik Palapa Ring. Sebelumnya, pemerintah mengandalkan kapasitas internet satelit dari lima perusahaan sebagai sementara, sambil menunggu kesiapan operasional satelit Satria-1.
Satelit Satria-1 adalah proyek strategis nasional yang termasuk dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Pengadaan proyek ini dilakukan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Bakti Kominfo, yang bertindak sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK), telah melaksanakan proses pelelangan pengadaan dan menetapkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang lelang pada 26 April 2019.
Selanjutnya, konsorsium PSN membentuk Badan Usaha Pelaksana (BUP) dengan nama PT Satelit Nusantara Tiga (SNT).
0 Comments